Shockbreaker Motor Matik Perlu Perhatian Khusus, Begini Caranya

Agustus 11, 2019

Motor bertransmisi automatic atau motor matik sebagai type motor yang digemari banyak orang di Indonesia. Motor matik tawarkan kepraktisan namun juga bermacam pilihan mesin.

Dikarenakan telah jadi kendaraan idola warga sebab yang ringan serta simpel dikendarai, cukup gas serta rem, shockbreaker motor type matik pula butuh perhatian tertentu, baik yang monoshock samping atau shockbreaker belakang ganda.


Menurut Galuh Afriyanto, Koordinator Servis Yamaha SBR Pemalang, Jawa Tengah, secara prinsip perawatan rear cushion unit (RCU) yang lebih diketahui shock absorber atau lebih akrab shockbreaker belakang tidak sukar.

"Sebenarnya lumayan sederhana kalau shockbreaker sisi belakang sebab memang desainnya yang biasanya telah minim perawatan, baik ubah oli atau spring atau pegasnya. Cukup menjaga kebersihan sisi peka dari shockbreaker, seperti sisi as shock," bukanya.

Isyarat Shockbreaker Mesti Ubah

Kalau kotoran dibiarkan kelamaan melekat, tuturnya, akan membuat as baret sebab partikel-partikel debu serta kotoran yang bergesekan. Ini akan membuat seal rusak serta oli shock merembes. Imbasnya kapasitas shock menyusut.

"Kalaupun telah ini ya opsinya sekedar ubah baru,atau dapat dibawa ke tukang spesialis shockabsorber buat di-repair," timpalnya.

Sesungguhnya sinyal shockbreaker belakang mesti ditukar sesederhana merawatnya. Gejalanya, tidak cuman bocor, umumnya bantingan atau ayunan shock tak nyaman sebab rebound menyusut, khususnya waktu melalui jalan yang tak rata. Lantas waktu manuver pula berasa tak konstan.

Pertanyaan selanjutnya, kalau shock berasa ngejeduk waktu melalui polisi tidur atau jalan tak rata, khususnya waktu berboncengan, apa senantiasa jadi tanda-tanda per tidak berperan secara baik? Jangan langsung memvonis shock rusak. Bisa jadi sebab beban terlalu berlebih serta jarak main begitu rendah.

"Mentok dapat juga sebab telah rusak. Tetapi ini tak selamanya memberikan indikasi kehancuran. Contohnya ada kemungkinan olinya habis sebab bocor, per telah lemah atau jarak mainnya begitu rendah. Tetapi dapat juga sebab muatan terlalu berlebih," jelas Galuh.

You Might Also Like

0 komentar

Like us on Facebook

Flickr Images